Jumlah
siswa yang dinyatakan lulus pada Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SNMPTN) 2014 sebanyak 125.406 siswa. Siswa yang dinyatakan lulus tersebut
berasal dari dua jalur, yakni jalur regular dan jalur bidikmisi. Adapun rincian
kelulusan SNMPTN 2014 dari kedua jalur tersebut, yakni:
1)
Dari jalur regular sebanyak 98.091
orang, dan
2)
Dari jalur bidikmisi sebanyak 27.315
orang (21,78%).
Siswa
yang lulus pada SNMPTN 2014 sebanyak 125.406 orang ini, berasal dari hasil
seleksi dari total pendaftar sebanyak 777.536 orang. Pendaftar terbanyak
berasal dari SMA dengan jumlah 579.028 orang, siswa SMK sebanyak 113.592 orang,
dan siswa MA sebanyak 84.916 orang.
Daya
tampung PTN 2014 mencapai 133.406 orang, sedangkan yang dinyatakan lulus
melalui SNMPTN 2014 sebanyak 125.406 orang. Artinya, masih ada sisa daya
tampung sebanyak 8.000 orang yang akan diisi melalui SBMPTN (Seleksi Bersama
Masuk Perguruan Tinggi Negeri).
Berdasarkan
hasil analisis, lima perguruan tinggi yang paling banyak menerima calon
mahasiswa dalam SNMPTN 2014, yakni:
1)
Universitas Brawijaya menerima calon
mahasiswa sebanyak 6.056 orang;
2)
Universitas Haluoleo menerima calon
mahasiswa sebanyak 4.019 orang;
3)
Universitas Sumatera Utara menerima
calon mahasiswa sebanyak 3.746 orang;
4)
Universitas Diponegoro menerima calon
mahasiswa sebanyak 3.706 orang; dan
5)
Universitas Riau menerima calon
mahasiswa sebanyak 3.542 orang.
Kelulusan
dalam SNMPTN 2014 dilakukan dengan menggabungkan indeks sekolah, evaluasi rapor
dan prestasi lain, serta kelulusan ujian nasional (UN) dan nilai murni UN. Bobot
setiap indeks tersebut ditentukan oleh perguruan tinggi masing-masing. Status
penerimaan sebagai mahasiswa di PTN pilihan akan ditentukan berdasarkan
verifikasi data akademik (rapor dan portofolio yang akan dilaksanakan oleh PTN
tempat pendaftar dinyatakan diterima. (http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/berita/2623)
Dengan
demikian penentuan kelulusan dalam SNMPTN 2014 menjadi hak perguruan tinggi dengan
menerapkan formulasi tertentu. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Nomor 12
Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Namun, setiap PTN harus mengikuti standar
nasional, yaitu memasukkan indeks sekolah dalam pertimbangan menerima calon
mahasiswa yang lulus SNMPTN. Indeks sekolah merupakan gabungan dari akreditasi
sekolah, presentase siswa yang diterima di SBMPTN pada tahun sebelumnya (perbandingan
antara siswa pendaftar SBMPTN dan yang lulus SBMPTN), dan nilai SBMPTN dari
sekolah yang bersangkutan, serta IPK rata-rata kakak kelasnya yang diterima di
PTN tersebut (http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/berita/2622)
Program
bidikmisi menjadi rebutan sebagian besar calom mahasiswa. Karena, program bidikmisi
sangat signifikan membantu studi mahasiswa dari golongan ekonomi kurang mampu.
Adapun 10 Besar Jumlah Bidikmisi Diterima PTN, yakni:
1)
Universitas Haluoleo sebanyak 1.594
orang;
2)
Universitas Negeri Semarang sebanyak 1.399
orang;
3)
Universitas Malikussaleh sebanyak 1.140
orang;
4)
Universitas Pendidikan Indonesia sebanyak
1.057;
5)
Universitas Negeri Gorontalo sebanyak 944
orang;
6)
Universitas Negeri Padang sebanyak 896
orang;
7)
Universitas Jember sebanyak 852 orang;
8)
Universitas Andalas sebanyak 829 orang;
9)
Universitas Diponegoro sebanyak 792
orang; dan
10)
Universitas Syiah Kuala sebanyak 717
orang.
Sedangkan
10 Besar Penerima Bidikmisi per provinsi, yakni:
1)
Jawa Timur sebanyak 4.150 orang;
2)
Provinsi Jawa Tengah sebanyak 3.826
orang;
3)
Jawa Barat sebanyak 2.247 orang;
4)
Sumatera Barat sebanyak 1.918 orang;
5)
Aceh sebanyak 1.866 orang;
6)
Sulawesi Tenggara sebanyak 1.562 orang;
7)
Sumatera Utara sebanyak 1.552 orang;
8)
Sulawesi Selatan sebanyak 1.005 orang;
9)
Gorontalo sebanyak 927 orang; dan
10)
Sulawesi Utara sebanyak 713 orang.
Program
beasiswa Bidikmisi, sesungguhnya memiliki peran, fungsi, dan manfaat yang
sangat mulia dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan mulia ini seyogyanya
tidak dicemari dengan tindak ketidakjujuran. Karena, proses penerimaan beasiswa
Bidikmisi sangat kompleks melibatkan banyak komponen, mulai dari sekolah,
orangtua, desa, dan universitas. Jalur yang panjajng tersebut berpotensi menimbulkan
penyimpangan. Oleh karena itu, semua pihak yang peduli dengan pendidikan harus
ikut mendukung, mengawasi, dan memberikan masukan positif agar program beasiswa
Bidikmisi tepat guna dan tepat sasaran demi mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Pembaca adalah Kebahagiaan Penulis