Lama aku terdiam. Bayangku ke masa lalu. Hatiku seolah menggegam
hatimu. Kurasakan itu. Aku nyaman menggoda hatimu. Kurasakan ada keikhlasan di
hatimu. Itu juga yang membuatku slalu merindu. Itu juga yang mengajakku untuk
slalu ingin bersamamu. Aku sadar akan hal itu, aku menikmati, aku mengerti, dan
aku bahagia karena itu.
Kini dirimu mulai menjauh. Kurasakan itu. Kuharap ragamu boleh
menjauh tapi hatimu tetap bersamaku. Ah, ternyata harap tinggal harapan. Semua
tak sesuai harapan. Bahkan, hatimu lebih jauh dari ragamu. Kurasakan itu.
Hatimu bahkan mulai meredup dan samar-samar menghilang. Aduh, hatimu telah
menghilang. Di mana kan kucari hati itu. Aku harus terus hati-hati mencari,
agar hati itu tak lagi mati.
Ternyata, hati yang hilang sulit kucari. Hati itu telah diambil
hati orang lain. Hati itu telah nyaman bersama hatinya. Wih, aku harus berhenti
mencari hati itu. Karena hati itu sesungguhnya tidak mati. Tapi, berpindah ke
hati orang lain.
Hatimu, memang milikmu. Aku tidak berhak mencuri apalagi
memaksa. Biarlah hati itu mencari temannya yang sehati. Biarlah hati itu
menemui sahabat hati yang sehati. Aku sadar hatiku tidak lagi jadi milik
hatimu. Begitu juga hatimu tidak lagi menjadi bagian dari hatiku. Ahhh, aku
harus menyadari, walau sejak lama berusaha kusadari, bahwa harus hati-hati
dengan hati. Karena hati dapat memakan hati. (HATI-HATI DENGAN HATI VERSI-1)
Artikel Terkait:
Suara Hati
- Mengapa Umat Hindu Melaksanakan Siwa Ratri?
- Sajak Palsu
- Hati-hati dengan Hati!
- Lomba Blog dan Twitter DPD RI (Catatan Hari Kedua)
- Pengumuman: 100 Nama Kandidat Pemenang Lomba DPD RI 2012
- Gede Putra Adnyana: Profesi Guru Panggilan Nurani
- Putuskan Benang Itu!
- Utak Atik Tahun 2012
- Catur Dharma DPD RI
- Refleksi Tahun 2011
- Kearifan Lokal Sebagai Generator Kesejahteraan Rakyat
- Kekerasan: Bagian Kegagalan Otda
- Guru Jadi 'Alat Politik'
- Pasal? Anda Jual, Kami Beli
- Gaji Peneliti Vs Guru Peneliti
- Molor yang Menyesakkan
- Hati-Hati Dengan Hatimu!
- Perkara Tenaga Honorer Jadi PNS
- Panca Gila
- Ada Apa dengan Bidik Misi
- MENGGUGAT DESENTRALISASI PENDIDIKAN
- Perkara Sistem Rekrutmen Guru
- UN Versus Kejujuran
- Mengkritisi Rekrutmen Guru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Pembaca adalah Kebahagiaan Penulis