Tulisan ini telah dipublikasikan oleh Tabloid Pendidikan Indonesia (TPI) ISSN 2087-1651, Vol. 1, No. 1, 01 – 15 September 2010)
PEMICU KIAMAT, BADAI MATAHARI ATAU ASTEROID?
Oleh: Gede Putra Adnyana
Manuskrip peninggalan suku Maya menyebutkan bahwa pada tahun 2012 dunia akan mengalami kiamat. Hal ini karena pada tahun tersebut muncul gelombang galaksi yang besar sehingga mengakibatkan terhentinya semua kegiatan di muka Bumi ini.
Analisis ilmiah dari sebagian besar ilmuwan antariksa dan astronomi menyebutkan bahwa di tahun 2012 terjadi badai matahari. Badai matahari terjadi ketika muncul flare dan Coronal Mass Ejection (CME). Flare adalah ledakan besar di atmosfer matahari yang dayanya setara dengan 66 juta kali ledakan bom atom Hiroshima. Adapun CME merupakan ledakan sangat besar yang menyebabkan lontaran partikel berkecepatan 400 kilometer per detik. Kondisi ini menyebabkan terjadinya gangguan cuaca matahari dan dapat memengaruhi kondisi muatan antariksa. Adanya perubahan muatan antariksa berpengaruh terhadap magnet Bumi, yang selanjutnya berdampak pada sistem kelistrikan dan transportasi. Dampak sangat terasa pada sarana yang mengandalkan satelit navigasi global positioning system (GPS) dan sistem komunikasi yang menggunakan satelit komunikasi dan gelombang frekuensi tinggi (HF), serta dapat membahayakan kehidupan atau kesehatan manusia.
Dari matahari, miliaran partikel elektron sampai ke lapisan ionosfer bumi dalam waktu empat hari. Dampak dari serbuan partikel elektron itu di kutub magnet Bumi berlangsung selama beberapa hari. Inilah yang meyebabkan dampak langsung kepada atmosfer bumi, sehingga cuaca dan iklim menjadi tidak teratur dan sulit diperkirakan. Agaknya, apa yang berlangsung akhir-akhir ini berkaitan dengan cuaca dan iklim, dapat dijadikan sebagai indikasi awal badai matahari.
Terlepas dari adanya badai matahari, NASA justru lebih mengkhawatirkan Asteroid sebagai pemicu kiamat di bumi. Karena menurut hasil analisis data astronomi, Asteroid 1999 RQ 36 berpotensi menabrak bumi. Tabrakan ini dapat menghasilkan ledakan setara ratusan bom nuklir sekaligus. Dari analisis orbit asteroid itu diperkirakan dapat menghantam bumi pada 24 September 2182, namun ilmuwan ingin mengumpulkan contoh batuan asteroid 1999 RQ 36 guna memperkirakan lintasan yang lebih baik.
Bahkan, di bulan September 2010 terdapat dua asteroid langka melewati bumi lebih dekat dibandingkan jarak ke bulan. Kedua asteroid yang mendekati bumi yaitu 2010 RX 30 dan 2010 RF 12. Meskipun kedua objek melewati Indonesia, namun kecil kemungkinan masyarakat dapat melihat benda tersebut. Karena, asteroid RX 30 melintas pada sore hari sedangkan RX 12 hanya dapat dilihat dengan teleskop sedang atau besar. Kedua asteroid yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang ini baru saja ditemukan oleh para astronom di Gunung Lemmon Survey di Tucson, Arizona. Asteroid yang lebih kecil, yaitu 2010 RF 12 akan berada di dekat bumi, setidaknya 79 ribu kilometer. Asteroid ini akan lebih tinggi dibandingkan satelit komunikasi di orbit 36 ribu di atas bumi. Diperkirakan Asteroid ini berukuran 5,8 meter hingga 13 meter, berdasarkan keterangan Near-Earth Object Program, NASA, di Jet Propulsion Laboratory di Pasadena, California.
Dengan demikian, mana yang lebih ditakuti sebagai pemicu kiamat, badai matahari atau asteroid? Keduanya memiliki argumentasi pembenaran. Dalam konteks inilah manusia sebagai makhluk termulia hendaknya mulai bersahabat dengan alam, sehingga alam mampu memberikan perlindungan yang optimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Pembaca adalah Kebahagiaan Penulis