Memuliakan Diri Dengan Memerangi Kemiskinan Dan Kebodohan


Tulisan ini telah dipublikasikan oleh Tabloid Pendidikan Indonesia (TPI) ISSN 2087-1651, Vol. 1, No. 1, 01 – 15 September 2010)

MEMULIAKAN DIRI DENGAN MEMERANGI KEMISKINAN DAN KEBODOHAN
Oleh: Gede Putra Adnyana

Tidak dapat dimungkiri bahwa pendidikan adalah garda terdepan dalam pembangunan masa depan suatu bangsa. Jika pendidikan jeblok, maka kehancuran bangsa tinggal menunggu waktu. Sebab, pendidikan menyangkut pembangunan karakter dan sekaligus mempertahankan jati diri bangsa. Karena itu, bangsa yang ingin maju adalah bangsa yang menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama.
Namun, pendidikan agaknya tidak dapat dipisahkan dari kemiskinan. Ada satu pertanyaan sederhana, tetapi sulit dicarikan jawabannya secara lugas, yaitu manakah yang menjadi penyebab utama diantara kebodohan dan kemiskinan? Bila kebodohan menjadi sebab, maka kemiskinanlah yang akan menjadi akibat, demikian pula sebaliknya, jika kemiskinan yang menjadi sebab, maka kebodohan akan menjelma sebagai akibat. Banyak orang miskin yang mengalami kebodohan, bahkan secara sistematis. Karena itu,menjadi penting untuk memahami bahwa kemiskinan bisa mengakibatkan kebodohan, dan kebodohan jelas identik dengan kemiskinan.
Terlepas dari miskin dan bodoh atau bodoh dan miskin, yang perlu dicermati adalah membantu mereka yang miskin agar dapat mengenyam pendidikan. Berbahagialah mereka yang telah mampu membantu dan mengangkat harga diri kaum miskin sehingga dapat terlepas dari belenggu kebodohan. Bantuan dan kepedulian kepada kaum miskin, sesungguhnya merupakan upaya untuk meningkatkan kesadaran diri. Kesadaran bahwa manusia adalah makhluk sosial yang memiliki nilai-nilai kemanusiaan. Membantu kaum miskin keluar dari kebodohan adalah bagian dari yadnya, bagian dari kodrat manusia yang berperikemanusiaan. Jadi, mengapa mesti ragu membantu kaum miskin untuk keluar dari kebodohan serta keluar dari lingkaran kemiskinan. Mari memulai yang mulia demi kemuliaan semua makhluk.
(Oleh Gede Putra Adnyana, dari berbagai sumber)

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Pembaca adalah Kebahagiaan Penulis