Larutan
Elektrolit dan Non Elektrolit
(Pengantar Pembelajaran Kimia pada SMAN 1 Banjar, Buleleng)
Kelas
X, Semester Genap
Oleh:
Gede Putra Adnyana
1. Fakta Pengantar
Detik-Detik Kematian Seorang
Sopir
Hujan
turun dengan lebatnya sejak pagi dan tak berhenti sampai sore. Banjir
menggenangi sebagian besar jalan jurusan Singaraja – Gilimanuk. Tetapi, bus
yang sarat dengan penumpang terus meluncur dan menerjang banjir menuju
pelabuhan Gilimanuk. Tiba-tiba dari jarak sekitar 300 meter dari posisi bus
yang sedang melaju sebuah pohon asam yang cukup besar tumbang menimpa tiang
listrik dan menutup sebagian badan jalan. Batang, ranting, dan dedaunan pohon
menutupi got yang menyebabkan air meluber ke jalan raya sampai ketinggian
kurang lebih 50 cm. Sopir terpaksa menghentikan bus pada jarak kurang lebih
10 meter dari pohon yang tumbang.
Hujan
semakin lebat, air yang menggenangi jalan pun semakin tinggi. Akhirnya, sopir
bus berinisiatif untuk memotong dan menggeser ranting pohon yang menutupi
jalan, agar bus bisa melewatinya. Beberapa penumpang melarang, karena
berbahaya dalam keadaan hujan. Sopir itu tetap bersikeras untuk memotong
ranting asam dengan menggunakan kapak. Dia segera membuka pintu dan turun
dari bus. Namun, begitu kakinya menyentuh jalan yang sudah digenangi air
banjir sampai selutut, dia langsung menjerit dan badannya terlihat bergetar
keras. Semua penumpang terkejut. Sopir itu tidak dapat bergerak dan penumpang
bingung, tidak tahu apa yang harus dilakukan. Akhirnya, ada seorang penumpang
dengan menggunakan tempat duduk cadangan yang terbuat dari kayu menarik sopir
itu kembali ke dalam bus. Setelah di dalam bus para penumpang mencoba
memberikan pertolongan. Namun, nyawa sopir itu sudah melayang, tidak
tertolong lagi. (gpa)
|
Berdasarkan fakta
pengantar tersebut, muncul beberapa pertanyaan antara lain:
1) Apa
yang menjadi penyebab kematian sopir bus itu?
2) Mengapa
para penumpang tidak berani segera membantu dengan menarik sopir bus itu
menggunakan tangan?
3) Mengapa
penumpang itu menggunakan tempat duduk yang terbuat dari kayu untuk menarik
sopir bus?
4) Kesimpulan
apa yang dapat ditarik dari fakta tersebut?
2. Daya Hantar Listrik
Air hujan relatif lebih
murni dibandingkan air sungai, air danau, apalagi air dari luapan banjir. Hal
ini karena air hujan telah berinteraksi dengan lingkungannya, sehingga banyak
partikel-partikel yang larut di dalamnya membentuk larutan atau campuran. Larutan
adalah sistem homogen (serba sama) yang terdiri dari zat terlarut dan pelarut.
Sedangkan campuran adalah sistem heterogen (tidak serba sama) yang terdiri dari
zat terlarut dan pelarut. Pada umumnya sebagai pelarut adalah air (pelarut
universal).
Partikel-partikel terlarut
dalam air ada yang berbentuk partikel bermuatan (ion), baik ion positif
(kation) maupun ion negatif (anion). Ion-ion inilah yang mampu menghantarkan
listrik dalam larutan. Arus listrik dalam cairan atau larutan disebabkan oleh
adanya ion-ion yang bergerak. Semakin banyak jumlah ion-ion yang bergerak maka
semakin kuat daya hantar listriknya. Larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik disebut dengan larutan elektrolit. Di pihak lain, ada juga partikel
terlarut dalam air tidak membentuk ion, tetapi berbentuk molekul netral (tidak
bermuatan). Larutan ini tidak dapat menghantarkan arus listrik yang disebut
dengan larutan non elektrolit.
3. Uji Daya Hantar Listrik Larutan
Daya hantar listrik
larutan dapat diuji dengan alat uji larutan elektrolit. Berikut ini beberapa
gambar alat uji larutan elektrolit.
Alat uji larutan
elektrolit tersebut dapat dibuat oleh siswa sebagai produk hasil pembelajaran
dengan segala modifikasi dan inovasi. Selanjutnya, alat tersebut dapat
digunakan untuk melakukan percobaan menguji larutan elektrolit di sekolah atau
di rumah.
Produk:
Buatlah alat uji larutan elektrolit
secara berkelompok! Selanjutnya, alat tersebut digunakan untuk melakukan
percobaan uji larutan elektrolit di sekolah. Adapun kriteria penilaian
produk, meliputi: 1) tampilan produk,
2) keberfungsian produk, dan 3) Keamanan produk. Sedangkan skornya adalah
4=sangat baik, 3=baik, 2=cukup, dan 1=kurang. Nilai akhir produk menggunakan
rumus: Nilai = (Jml_Skor/12) x 4
|
Berikut adalah gambar
hasil percobaan pengujian larutan elektrolit dan non elektrolit
Apa yang dapat dijelaskan dari
gambar tersebut?
|
Dari gambar hasil
percobaan terlihat bahwa bahwa ada lampu yang menyala terang, redup, dan bahkan
padam. Demikian pula pada elektroda, ada gelembung gas dengan jumlah banyak dan
sedikit. Gelembung gas pada elektroda ada yang terbentuk dengan jumlah banyak
dan sedikit. Artinya, ada larutan yang menghantarkan listrik dengan baik (elektrolit
kuat) dan kurang baik (elektrolit lemah).
4. Senyawa Ion, Kovalen Polar, dan
Kovalen Non Polar
Daya hantar listrik
larutan disebabkan karena adanya ion-ion dalam larutan. Senyawa ion dalam air
akan mengalami ionisasi (pembentukan ion). Sehingga larutan dari senyawa ion
selalu bersifat elektrolit (menghantarkan listrik). Senyawa ion terbentuk dari
unsur yang elektropositif (mudah membentuk ion positif) yang berikatan dengan
unsur yang elektronegatif (mudah membentuk ion negatif). Pada umumnya unsur
logam bersifat elektropositif sedangkan unsur non logam bersifat
elektronegatif. Sehingga jika unsur logam berikatan dengan unsur non logam akan
terjadi ikatan ion dan terbentuk senyawa ion.
Jika senyawa ion
dilarutkan dalam air, akan mengalami ionisasi sempurna. Misalnya, Kristal
magnesium klorida dilarutkan dalam air, reaksi ionisasinya ditulis:
MgCl2(s)
|
+
|
H2O(l)
|
à
|
Mg2+(aq)
|
+
|
2 Cl-(aq)
|
Reaksi Ionisasi
|
Kristal Magnesium klorida
|
Dilarutkan dalam air
|
Ion Mg2+ terlarut
|
Ion Cl- terlarut
|
Senyawa kovalen polar
adalah senyawa yang terbentuk karena ikatan kovalen dan memiliki dua kutub
(dipolar), yakni kutub positif dan negatif pada molekulnya. Kondisi ini
menyebabkan senyawa kovalen polar memiliki muatan pada molekulnya yang
menyebabkan mampu menghantarkan listrik (elektrolit).
Jika senyawa kovalen
polar dilarutkan dalam air, ada yang terionisasi hampir sempurna tetapi ada
juga yang terionisasi sebagian (kecil). Senyawa kovalen polar yang terioniasi
hampir sempurna dapat menghantarkan listrik dengan baik (elektrolit kuat).
Sedangkan senyawa kovalen polar yang terioniasi sebagian juga dapat menghantarkan
listrik, tetapi kurang baik (elektrolit lemah).
Contoh reaksi ionisasi
larutan asam sulfat dalam air:
H2SO4(l) + 2H2O(l) à 2 H3O+(aq) + SO42-(aq) :
(ionisasi hampir sempurna)
Reaksi tersebut dapat
ditulis sebagai berikut:
H2SO4(l) + H2O(l) à 2 H+(aq) + SO42-(aq)
Reaksi ionisasi
sebagian pada gas amoniak dalam air:
NH3(g) + H2O(l) ⇋ NH4+(aq) + OH-(aq) :
(Ionisasi sebagian)
Sedangkan senyawa
kovalen non polar adalah senyawa kovalen yang tidak memiliki muatan. Sehingga,
jika dilarutkan dalam air tetap dalam bentuk molekul netral. Akibatnya, larutan
dari senyawa kovalen non polar tidak dapat menghantarkan listrik (non
elektrolit).
Misalnya, pada
pelarutan glukosa dalam air. Reaksinya dapat ditulis:
C6H12O6(s) + H2O(l) à C6H12O6(aq) :
(Tidak terbentuk ion)
Pengayaan:
Carilah informasi dari berbagai sumber
belajar (buku teks, internet, makalah, dan sumber lainnya) tentang cara
menentukan dan perbedaan sifat-sfat senyawa ion, senyawa kovalen polar, dan
senyawa kovalen non polar. Susun dan tulislah hasil pencarian informasi sebagai
tugas portofolio peserta didik.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Pembaca adalah Kebahagiaan Penulis