Guru “Go Blog” Mengapa Tidak?

GURU “GO BLOG” MENGAPA TIDAK?
Oleh: Gede Putra Adnyana

Fenomena blog, bloging dan blogger di kalangan guru saat ini agaknya belum membumi dan belum menjadi produk membanggakan. Paling sedikit ada dua faktor yang menyebabkan, pertama, belum adanya fasilitas pendukung seperti komputer dan jaringan internet, terutama pada sekolah-sekolah di pedesaan dan berada di kawasan blank spot. Akibatnya, istilah blog, bloging, dan blogger lebih banyak hadir sebagai konsep teoritis ketimbang praktis. Kalaupun fasilitas itu ada, pada umumnya masih sangat minim dan hanya menjadi monopoli guru mata pelajaran TIK. Keterbatasan fasilitas ini menyebabkan kurangnya kesempatan bagi guru untuk belajar dan melatih membuat blog.  Kedua, kurangnya dukungan dari stakeholder pendidikan, baik pemerintah, sekolah, maupun masyarakat dalam rangka memicu dan mamacu penguasaan teknologi informasi dan komunikasi di kalangan guru. Terdapat anggapan bahwa peningkatan kompetensi guru semata-mata tanggung jawab guru itu sendiri. Hal ini karena, upaya peningkatan kompetensi guru menyangkut pembiayaan yang besar, sehingga seolah-olah terjadi saling lempar tanggung jawab. Jika kondisi ini terus terjadi, niscaya percepatan kualitas pendidikan yang diharapkan sulit terwujud.

Apapun alasannya, saat ini harus ada perubahan paradigma di kalangan guru terhadap perkembangan teknologi informasi dan komunikasi . Kompetensi guru sebagaimana disebutkan dalam Pasal 10 Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Selanjutnya, Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, menyebutkan bahwa salah satu kompetensi profesional yang harus dimiliki guru adalah kemampuan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri. Dengan demikian, peningkatan profesionalisme guru tidak terlepas dari penguasaan teknologi informasi dan komunikasi. Substansi Permendiknas tersebut hendaknya dimaknai secara progresif, sehingga tidak menjadi beban yang memberatkan. Harus ada kemauan dan keberanian dari para guru untuk mengubah tantangan itu menjadi peluang. Salah satu sarana yang mudah, murah, cepat, efektif, dan bermakna untuk segera adaptif dengan teknologi informasi dan komunikasi bagi para guru adalah Blog.

Blog adalah kependekan dari Weblog, yang digunakan untuk menyebut kelompok website pribadi (http://blog.bukukita.com/?nav=helpArtiBlog). Blog selalu dapat diupdate secara kontinu dan berisi link-link ke website lain.  Dengan demikian, Blog merupakan kumpulan website pribadi bagi para pembuatnya (Blogger), termasuk para guru. Dalam hal ini, guru dapat menampilkan berbagai jenis isi pada web dengan mudah, seperti karya tulis, kumpulan link internet, dokumen-dokumen, gambar ataupun multimedia. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, Blog menjadi sangat populer, karena setiap orang dapat membuat Blog dengan mudah dan cepat (Oka Mahendra dalam http://TutorialGratis.Net).

Oleh karena itu, Blog sangat relevan dan signifikan dihadirkan sebagai suplemen kompetensi professional guru. Terdapat beberapa manfaat, manakala para guru kompeten dalam membuat blog. Pertama, Blog dapat dijadikan sebagai tempat yang tepat, mudah, dan luas untuk mendokumentasikan catatan pengetahuan sehingga tidak mudah hilang. Pendokumentasian catatan dalam Blog dapat diatur dan dicari berdasarkan urutan waktu dan abjad. Akibatnya, jika diperlukan, proses pencarian dan pemanggilannya menjadi lebih mudah dan cepat. Pendokumentasian secara elektronik ini sangat efektif dan efisien, sehingga tidak memerlukan banyak kertas dan tempat, yang berarti hemat biaya dan lahan, serta ramah lingkungan.

Kedua, melalui Blog dimungkinkan adanya curah pendapat atau pengetahuan dengan sesama guru di seluruh Indonesia, bahkan di seluruh dunia. Dalam konteks dinamika pengetahuan yang begitu cepat, maka sharing informasi adalah keniscayaan. Informasi yang cepat dan akurat tentang perubahan sangat penting diketahui guru. Karena, guru adalah agen perubahan sehingga dituntut untuk selalu adaptif dan inovatif terhadap perubahan. Guru yang tidak adaptif, selektif, dan kreatif terhadap informasi yang faktual, aktual, dan kontekstual akan segera tergilas oleh cepatnya dinamika ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi. Dalam konteks inilah, Blog hadir sebagai sarana yang mudah, murah, dan cepat untuk saling bertukar informasi dan pengetahuan. Oleh karena itu, Blog merupakan salah satu sarana dan produk alternatif  untuk mengantisipasi perubahan tersebut. Dalam hal ini, guru dapat   menanggapi berbagai pendapat yang sekiranya tidak disepakati, demikian pula sebaliknya, dapat menerima berbagai tanggapan tentang pendapatnya dari berbagai kalangan. Kondisi ini sangat potensial menumbuhkembangkan kepekaan sosial, daya analisis kritis, dan sikap demokratis di kalangan guru.

Ketiga, Blog dapat dijadikan sebagai wahan untuk latihan menulis dan mengungkapkan pendapat secara tertulis. Berbagai tulisan, baik fiksi maupun nonfiksi dapat dihadirkan untuk memperkaya substansi Blog. Tulisan yang dibaca orang lain, kemudian diberikan komentar, memberikan kebanggan tersendiri dalam bingkai profesionalitas. Seperti yang diungakpan Denim (2006), bahwa profesionalisme keguruan merupakan sebuah konstruksi kompleks, yang di dalamnya terkandung komitmen, kepuasan, dan efikasi. Profesionlisme guru akan terangkat, manakala tulisannya dijadikan acuan untuk tulisan berikutnya oleh pembaca, sungguh merupakan proses pengangkatan harga diri. Guru yang telah terbiasa menulis  dan selanjutnya memposting tulisannya, tanpa disadari telah memberikan dua manfaat. Pertama, membagi informasi kepada pembaca sehingga membuka ruang untuk mencari dan menemukan informasi berikutnya. Apalagi tulisan itu banyak mengandung kearifan lokal yang belum diketahui oleh sebagian besar pembaca. Kedua, guru yang menulis, sesungguhnya telah mempersiapkan diri untuk pengembangan profesi dalam konteks kenaikan pangkat dan jabatan. Guru yang terbiasa menulis, sangat mudah melakukan penelitian tindakan kelas. Karena, penelitian tindakan kelas sesungguhnya merupakan tindakan reflektif terhadap apa yang telah dilakukan dan akan dilakukannya dalam konteks pembelajaran di kelas. Kelemaham guru saat ini adalah tidak mampu menuliskan apa yang akan, sedang, dan telah dilakukannya dalam pembelajaran di kelas. Kondisi ini terjadi karena guru tidak terbiasa menulis secara terstruktur dan sistematis. Akibatnya, sebagian besar guru kesulitan dalam menulis penelitian tindakan kelas. Oleh karena itu, Blog adalah tempat yang ideal untuk belajar menulis dan mengkritisi tulisan orang lain. Implikasinya, guru semakin kompeten dalam hal menulis dan mampu menulis penelitian tindakan kelas dengan baik dan benar.

Keempat, memanfaatkan Blog untuk mencari dan menambah sahabat dan penghasilan. Komentar yang diberikan pada Blog dapat dijadikan sebagai indikator tentang kompetensi pemberi komentar. Selanjutnya,  guru dapat memilih dan memilah sahabat yang cocok atau sesuai untuk berkomunikasi lebih lanjut. Di sinilah keunggulan Blog, yang memberikan peluang kepada guru mencari sahabat di seluruh Indonesia, bahkan di seluruh dunia. Bagi guru yang telah expert dalam membuat Blog, dapat menggunakannya untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Karena, blog dapat dipasangi iklan dan promosi produk lainnya sehingga perusahaan berkewajiban memberikan imbalan kepada Blogger.

Dengan demikian, fenomena Blog, Bloging, dan  Blogger hendaknya menjadi bagian dari keseharian para guru. Guru yang menulis dan mempostingnya dalam Blog, dapat dijadikan sebagai indikator calon guru profesional. Bahkan, guru diharapkan mampu memprovokasi peserta didik untuk akrab dengan Blog. Guru dapat menyajikan materi pembelajaran, evaluasi belajar dan pembahasannya, hasil belajar siswa, serta berbagai informasi yang berhubungan dengan pembelajaran di kelas dalam Blog. Kondisi ini akan mengakrabkan siswa dengan teknologi informasi dan komunikasi. Di samping itu, dapat membangkitkan motivasi siswa untuk mengexsplore informasi di dunia maya. Implikasinya, kemampuan belajar siswa secara mandiri akan meningkat, sehingga diyakini meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa. Inilah dampak ikutan dari guru yang telah membumikan Blog, Bloging, dan Blogger. Oleh karena itu, “guru ngeblog, mengapa tidak?”

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Pembaca adalah Kebahagiaan Penulis