Kemampuan berpikir anak
Indonesia secara ilmiah tetap dianggap masih rendah. Hal ini sempat dimunculkan
lewat penelitian Trends in International Mathematics
and Science Study 2007 (TIMSS). Bahkan laporan terbaru TIMSS
(2011), menyebutkan bahwa nilai rata-rata matematika siswa Indonesia menempati
urutan ke-38 dari 42 negara. Di bawah Indonesia ada Suriah, Maroko, Oman, dan
Ghana. Yang menyebabkkan jengah, ternyata negara tetangga, seperti Malaysia,
Thailand, dan Singapura, berada di atas Indonesia. Singapura bahkan berada diurutan
kedua. Sedangkan diurutan pertama diduduki Korea dan ketiga adalah Taiwan.
Di lain pihak hasil Sains justru lebih
mengecewakan. Indonesia menempati di urutan ke-40 dari 42 negara. Di bawah
Indonesia ada Maroko dan Ghana. Bahkan, yang lebih membuat jengah lagi adalah, nilai
matematika dan sains siswa Indonesia berada di bawah Palestina. Negara yang baru
merdeka dan didera konflik berkepanjangan (Kompas, 14/12 2012). Walau harus
diakui bahwa banyak siswa Indonesia meraih
prestasi gemilang di kancah dunia dalam berbagai olimpiade sains dan
matematika, namun laporan itu cukup dijadikan simpulan untuk melakukan kajian
terhadap tata kelola pendidikan nasional.
Dalam konteks inilah Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, mengumandangkan kurikulum 2013 yang tengah
menjalani fase uji publik. Secara implisit kurikulum 2013 diarahkan untuk membangun
kemampuan berpikir anak secara ilmiah. Dengan penerapan kurikulum 2013, diyakini
akan berdampak baik terhadap peningkatan kemampuan berpikir siswa, karena banyaknya
laboratorium alami yang dapat dieksplorasi (Kompas.com, 17/12 2012). Meningkatkan
intensitas siswa melakukan observasi langsung tentang fenomena alam di
lapangan, dapat meningkatkan kemampuan siswa berpikir ilmiah. Kondisi ini
berdampak langsung terhadap munculnya berbagai pertanyaan kritis dan rasa ingin
tahu di kalangan siswa terhadap fenomena alam yang sedang diobservasi. Selama
ini disinyalir siswa malas mengembangkan imajinasi dan kreativitasnya, karena
kemampuan berpikir mereka dibelenggu pada hal-hal yang sifatnya biner. Pendek
kata, Mendikbud sangat optimistik dengan penerapan kurikulum 2013. ‘Bagaimana
dengan Saudara?’
Tersedia juga di:
Artikel Terkait:
Esai
- Menanti Kenaikan Gaji dan Gaji Ke-13
- Bentuk Soal UN 2015 yang Menakutkan
- Bidikmisi Untuk S2 dan Undang-Undang Bidikmisi
- Panduan Lomba Esai Sosial Budaya 2013
- Hati-hati dengan Hati!
- Hati-Hati dengan Seleksi CPNS 2013!
- Fenomena Guru Berprestasi
- Lomba Menulis Esai Sosial Budaya 2013
- Gaji Ke-13 dan BLSM Tahun 2013
- Hitam Putih Kurikulum 2013 di Tangan Guru
- Hasil UN 2013 Vs Penilaian Guru
- Ketika Nilai Rapor untuk SNMPTN
- Perubahan Jadwal UN SMA/SMK 2013
- Menggantung Harapan Pada Tim TPG
- Kampus Terpopuler Asia 2013
- Guru Menulis: Momentum dan Tantangan
- Ancaman UN di Kelas XI
- Lenyapnya RSBI-SBI
- 24 Jam Tatap Muka Perminggu Kurang Proporsional
- Hati-Hati Merekrut Pelatih Inti Untuk Kurikulum 2013
- Karut Marut TPG Bukti Ketidakberpihakan Pemerintah
- 3 Risiko Lembaga Negara Melobi Oknum DPR
- Bobot Soal UN 2013 Ditingkatkan
- Menanti Kejujuran UN 2013
Kur_2013
- Reaksi Reduksi dan Oksidasi (Bagian-1)
- Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
- Siapa Bilang Kurikulum 2013 Dicabut?
- Surat Mendikbud tentang Implementasi Kurikulum 2013
- Penerapan K-13 untuk Sekolah Terpilih
- RPP Kimia dengan Model Discovery Learning
- RPP SMA Kurikulum 2013
- Menuju Hybrid Learning Models Pada Kurikulum 2013
- Silabus Kurikulum 2013 untuk SMA
- Permendikbud Seputar Kurikulum 2013
- Buku Pegangan Siswa Kurikulum 2013
- Buku Pegangan Guru Kurikulum 2013
- Hitam Putih Kurikulum 2013 di Tangan Guru
- Struktur Kurikulum 2013 Pendidikan Menengah (SMA)
- Ancaman UN di Kelas XI
- Struktur Kurikulum 2013 untuk SMA
- Hati-Hati Merekrut Pelatih Inti Untuk Kurikulum 2013
- Penyiapan Guru Sebagai Implementator Kurikulum 2013
- Kurikulum 2013 Momentum Keberpihakan Kepada Guru
- UN Tak Cocok Jadi Alat Evaluasi Kurikulum 2013
- Kerancuan Kurikulum 2013
- Cermati Penghapusan Penjurusan di SMA
- Kurikulum 2013, Muatan Lokal Tak Boleh Hilang
- Master Teacher Jadi Konsep Pelatihan Guru untuk Hadapi Kurikulum 2013
Berpikir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Pembaca adalah Kebahagiaan Penulis