Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam Konteks Kekinian

 Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam Konteks Kekinian

Oleh: Gede Putra Adnyana

Refleksi Kritis Pendidikan


Pendidikan memiliki makna yang sangat luas dan mendalam. Pendidikan tidak hanya sekadar transfer pengetahuan, tetapi pula transfer akhlak dan keterampilan. Oleh karena itu, pendidikan patut dilihat dan dikaji dari beragam sudut pandang yang menyangkut semua aspek kehidupan bangsa Indonesia. Pendidikan Indonesia yang berorientasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan hendaknya dikembangkan sesuai dengan budaya bangsa Indonesia.

Fakta menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia cenderung berkiblat ke dunia barat. Bahkan, sebagain praktisi pendidikan modern di Indonesia mengagumi dan mengikuti pemikiran tokoh pendidikan seperti, Bobby De Porter (Teori Quantum Learning), Vygotsky (Teori Perkembangan Kognitif), Jean Piaget (Pengembangan Intelektual), Noam Chomsky (Struktur Pikiran), Lawrence Kohlberg (Perkembangan Moral Berfikir), Benjamin S. Bloom (Taksnomoi Bloom), dan sebagainya.

Fenomena ini patut dicermati, karena pada hakikatnya pendidikan sangat bersifat kontekstual. Artinya, pendidikan dipastikan berinteraksi dengan situasi dan kondisi kehidupan sehari-hari setiap pebelajar. Oleh karena itu, mengkontekstualisasi pendidikan adalah keniscayaan. Berkaitan dengan hal tersebut, sudah saatnya semua komponen pendidikan di Indonesia harus kembali mencurahkan perhatiannya kepada filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD).

Menurut Ki Hadjar Dewantara pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan tumbuh kembangnya budi pekerti, pikiran, dan tubuh anak. Budi pekerti yang dimaksud adalah kekuatan batin dan karakter. Artinya, pendidikan hendaknya menumbuhkembangkan akhlak mulia, religius, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pikiran yang dimaksud adalah kemampuan intelektual, yakni kemampuan untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan informasi. Sedangkan tubuh anak yang dimaksud adalah Kesehatan fisik atau raga. Oleh karena itu pada hakikatnya pendidikan menurut KHD menyangkut penumbuhkembangan jiwa dan raga. Dalam koteks tujuan pendidikan nasional, filosofi pendidikan KHD sangat relevan. Karena, pendidikan nasional bertujuan menumbuhkembangkan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Harapan dan Ekspektasi 

Pendidikan dan pembelajaran hendaknya dilaksanakan dengan mempertimbangkan kodratnya. Karena, keberagaman murid adalah fakta yang patut dikelola dengan bijaksana. Oleh karena itu pendidikan dan pembelajaran dalam konteks pendidikan Indonesia dikembangkan dari budaya bangsa Indonesia. Lalu, apa yang urgen dan strategis dilakukan? Kembali kepada filosofi pendidikan dari Ki Hadjar Dewantara (KHD) adalah salah satu alternatif transformasi pendidikan Indonesia. Tokoh pendidikan yang legendaris ini mengembangkan pendidikan sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang berkebinekaan. Ki Hadjar Dewantara mengembangkan filosofi pendidikan dari nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia.

Ki Hadjar Dewantara memandang bahwa pendidikan dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan dan bahkan saling ikat mengikat. Oleh karena itu pendidikan haruslah dikembangkan dari budaya-budaya yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat dan bangsa Indonesia. Menurut KHD pendidikan diselenggarakan untuk membantu murid menjadi manusia merdeka, mandiri, dan bermanfaat bagi masyarakat. Manusia merdeka artinya, hidup tidak terperintah, berdiri tegak di atas kekuatan sendiri, dan cerdas mengatur hidupnya. Pendek kata, pendidikan pada hakikatnya memanusiakan manusia.

Semboyan dalam dunia pendidikan yang melegenda menurut KHD adalah ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani. Semboyan yang sampai saat ini masih sangat relevan dalam pendidikan di Indonesia. Siapapun yang berada di depan, terutama pemimpin pembelajaran, hendaknya menjadi contoh dan teladan. Selanjutnya, jika berada di tengah komunitas, wajib memberi semangat dan terlibat aktif. Akhirnya, jika berada di belakang sangat penting memberi motivasi. Seorang pendidik hendaknya selalu memegang teguh semboyan pendidikan KHD. Para pendidik diharapkan tidak hanya sekadar memahami filosofi pendidikan dari KHD, tetapi mengimplementasikan secara sungguh-sungguh. Para pendidik atau guru wajib berpihak kepada murid, menyadari bahwa ada keberagaman di kalangan murid, dan mengembangkan secara utuh kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

 

 

Artikel Terkait:

1 komentar:

  1. Terimakasih pak atas informasinya, kebetulan banget saya sedang mencari bahan untuk pembuatan makalah sekolah

    BalasHapus

Komentar Pembaca adalah Kebahagiaan Penulis