Kehadiran bidikmisi, sampai saat ini
dipastikan amat membantu keberlangsungan pendidikan bagi mahasiswa golongan
ekonomi lemah yang berprestasi. Krisis ekonomi global yang berpengaruh terhadap
perekonomian Indonesia berdampak langsung terhadap tingkat kesejahteraan
masyarakat kelas menengah ke bawah. Kondisi ini, menyebabkan semakin berat bagi
mereka untuk menghantarkan pendidikan putra-putrinya ke jenjang pendidikan
tinggi.
Dalam konteks tersebut, bidikmisi
mewujudnyata sebagai dewa penolong. Dengan bantuan biaya pendidikan tinggi dan bantuan
biaya hidup 600 ribu sampai 700 ribu rupiah setiap bulan, program bidikmisi
dirasakan sangat meringankan beban orang tua dan mahasiswa penerima bidikmisi.
Program bidikmisi secara meyakinkan mampu meningkatkan motivasi para orang tua
dan calon mahasiswa dari golongan ekonomi kurang mampu untuk melanjutkan ke jenjang
pendidikan tinggi.
Dengan program bidikmisi, ada keyakinan di
kalangan mereka untuk mampu bertahan hidup di satu pihak, dan putra-putrinya dapat
melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi di lain pihak. Oleh karena
itu, program bidikmisi hendaknya dipastikan agar dapat berkelanjutan, bahkan
dengan kuantitas dan kualitas yang meningkat. Peningkatan anggaran Kemdikbud
pada tahun 2014 menjadi 80 triliun rupiah adalah momentum strategis untuk
mempertahankan, meningkatkan, dan memperluas program bidikmisi dimaksud.
Wacana Kemdikbud untuk memperluas pemberian
bidikmisi pada program S2 patut disikapi dengan serius. Keberhasilan bidikmisi
untuk program S1, seyogyanya dapat dijadikan alasan sekaligus acuan untuk
menyelenggarakan bidikmisi pada jenjang S2. Fakta di lapangan menunjukkan,
nyaris seluruh mahasiswa penerima bidikmisi menyatakan, bahwa bidikmisi sangat
bermanfaat untuk keberlanjutan pendidikannya. Oleh karena itu, wacana bidikmisi
untuk program S2 sangat cerdas dan berorientasi jauh ke masa depan.
Indonesia pada 10 – 20 tahun ke depan, akan
mendapatkan serangan kuat dari berbagai aspek. Hal ini karena Indonesia sangat
strategis, baik dari segi geografis maupun sumber daya alam. Untuk
mengantisipasi kondisi itu, diperlukan generasi yang tangguh, kompetitif, dan
berkualitas. Peningkatan kualitas generasi muda adalah keniscayaan di tengah
kepungan globalisasi, komersialisasi, kapitalisasi, dan kompetisi. Tanpa
generasi berkualitas, Indonesia akan kembali terjajah baik dari aspek idiologi,
politik, sosial, dan ekonomi.
Berkaitan dengan hal tersebut upaya nyata
dan menyentuh langsung generasi muda harus dilakukan. Salah satu upaya dimaksud,
yakni dengan meningkatkan kualitas pendidikan generasi muda. Untuk
mengakomodasi hal tersebut, akses pendidikan harus diperluas dan dipermudah,
mulai dari pendidikan menengah sampai pendidikan tinggi. Namun, fakta menunjukkan
bahwa biaya pendidikan tinggi semakin lama semakin mahal. Kondisi ini
menyebabkan upaya untuk menembus jenjang pendidikan tinggi, seperti menembus tembok
penghalang yang teramat tinggi dan tebal. Akibatnya, sangat sedikit, bahkan
hampir tidak ada mahasiswa dari golongan ekonomi kurang mampu melanjutkan pendidikan
ke jenjang S2, walaupun mereka memiliki prestasi tinggi. Faktor biaya dan
keberlanjutan merupakan faktor utama dan pertama. Oleh karena itu, kehadiran
bidikmisi pada program S2 sangat relevan dan signifikan. Semua ini semata-mata
demi masa depan Indonesia yang lebih baik.
Program bidikmisi untuk S1 dan S2 adalah
investasi jangka panjang untuk generasi Indonesia. Generasi yang akan mengambil
alih kepemimpinan Indonesia. Oleh karena itu, harus ada jaminan dan kepastian
bahwa program bidikmisi tersebut berkelanjutan. Dalam konteks ini, diperlukan
payung hukum yang lebih kuat. Payung hukum yang mengatur tata cara pengelolaan
bidikmisi yang baik dan benar. Dengan demikian, pengaturan program bidikmisi
perlu diperkuat dan dipertegas dengan undang-undang. Dalam hal ini,
undang-undang yang merupakan penjabaran perintah UUD 45 tentang hak untuk
mendapatkan pendidikan bagi warga negara. Pemerintah hendaknya nyata-nyata
berpihak kepada masyarakat dari golongan ekonomi lemah. Salah satu wujud nyata
keberpihakan tersebut, yakni dengan menyusun, membahas, mengesahkan
undang-undang yang mengatur tentang bidikmisi.
Dengan adanya aturan yang mengikat, baik
terhadap pemberi maupun penerima, maka berbagai penyimpangan dapat dicegah.
Berbagai aturan pelaksanaan dan sanksi dapat dijadikan pedoman agar
penyelenggarakan program bidikmisi dapat tepat guna dan tepat sasaran. Kondisi
ini diyakini memberikan dampak langsung maupun tidak langsung terhadap peningkatan
kualitas generasi muda di masa datang. Dengan demikian, bidikmisi untuk program
S2 dan Undang-Undang tentang bidikmisi memiliki relevansi, signifikansi, dan
urgensi untuk dihadirkan demi Indonesia yang lebih baik di masa datang. Semoga. (Penulis: Gede Putra Adnyana, Guru SMAN 2 Busungbiu, Buleleng, Bali)
Artikel Terkait:
Esai
- Menanti Kenaikan Gaji dan Gaji Ke-13
- Bentuk Soal UN 2015 yang Menakutkan
- Panduan Lomba Esai Sosial Budaya 2013
- Hati-hati dengan Hati!
- Hati-Hati dengan Seleksi CPNS 2013!
- Fenomena Guru Berprestasi
- Lomba Menulis Esai Sosial Budaya 2013
- Gaji Ke-13 dan BLSM Tahun 2013
- Hitam Putih Kurikulum 2013 di Tangan Guru
- Hasil UN 2013 Vs Penilaian Guru
- Ketika Nilai Rapor untuk SNMPTN
- Perubahan Jadwal UN SMA/SMK 2013
- Menggantung Harapan Pada Tim TPG
- Kampus Terpopuler Asia 2013
- Guru Menulis: Momentum dan Tantangan
- Ancaman UN di Kelas XI
- Lenyapnya RSBI-SBI
- 24 Jam Tatap Muka Perminggu Kurang Proporsional
- Hati-Hati Merekrut Pelatih Inti Untuk Kurikulum 2013
- Karut Marut TPG Bukti Ketidakberpihakan Pemerintah
- Kurikulum 2013 Vs Kemampuan Berpikir Anak
- 3 Risiko Lembaga Negara Melobi Oknum DPR
- Bobot Soal UN 2013 Ditingkatkan
- Menanti Kejujuran UN 2013
Bidikmisi
Opini
- Konsep Tri Angga Busana Adat Bali
- Narasi dan Eksekusi Sampah Plastik dalam Pararem
- Menanti Kenaikan Gaji dan Gaji Ke-13
- PBT, CBT, dan Indeks Integritas UN 2015
- Bentuk Soal UN 2015 yang Menakutkan
- Ada Apa dengan UN 2015?
- UN 2015 Tidak Lagi Penentu Kelulusan
- Siapa Bilang Kurikulum 2013 Dicabut?
- Akhir Maret 2014 Penyaluran Tunjangan Guru
- Hati-Hati dengan Seleksi CPNS 2013!
- Fenomena Guru Berprestasi
- Gaji Ke-13 dan BLSM Tahun 2013
- Hitam Putih Kurikulum 2013 di Tangan Guru
- Hasil UN 2013 Vs Penilaian Guru
- Ketika Nilai Rapor untuk SNMPTN
- Perubahan Jadwal UN SMA/SMK 2013
- Menggantung Harapan Pada Tim TPG
- Kampus Terpopuler Asia 2013
- Guru Menulis: Momentum dan Tantangan
- Ancaman UN di Kelas XI
- Lenyapnya RSBI-SBI
- 24 Jam Tatap Muka Perminggu Kurang Proporsional
- Hati-Hati Merekrut Pelatih Inti Untuk Kurikulum 2013
- Karut Marut TPG Bukti Ketidakberpihakan Pemerintah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Pembaca adalah Kebahagiaan Penulis