Rilis dari situs webometrics.info, menyebutkan tentang
peringkat perguruan tinggi di dunia. Webometrics melakukan pemeringkatan
terhadap lebih dari 20.000 perguruan tinggi di 200 negara. Dari sekian banyak
perguruan tinggi, terdapat 356 di antaranya adalah perguruan tinggi di
Indonesia. Lembaga pemeringkat yang berbasis di Spanyol ini, menggunakan 4
parameter penilaian yaitu Presence,
Impact, Openness, dan Excellence.
Presence menunjukkan
jumlah halaman web pada situs perguruan tinggi yang terindeks oleh Google. Impact diukur berdasarkan external inlink yang mengarah ke situs
perguruan tinggi dari situs lain. Openness
menunjukkan jumlah dokumen yang terindeks di google scholar.
Excellence merupakan jumlah publikasi
internasional berdasarkan data dari Scimagojr.com yang membuat peringkat
perguruan tinggi berdasarkan jumlah dan kualitas paper terindeks SCOPUS.
Berdasarkan rilis Webometrics tersebut, sebanyak 10
perguruan tinggi Indonesia masuk dalam Top 200 Asia sebagai kampus terpopuler
versi pemeringkat Webometrics periode Februari 2013 (kompas.com, 23/02/2013). UGM
menduduki peringkat 70, disusul ITB (81), UI (95), Gunadarma (112), Unbraw
(131), Undip (152), IPB (166), ITS (168), Unpad (177), dan Unair (194). Adapun
lima besar peringkat perguruan tinggi Asia ditempati National Taiwan
University, University of Tokyo, Kyoto University, dan University of Hong Kong.
Sedangkan di tingkat dunia, tidak satupun perguruan
tinggi asal Indonesia yang masuk dalam peringkat 100 terpopuler di dunia. UGM
hanya berada pada tingkat 440 dunia, ITB 497, UI 581, Gunadarma 634, dan
Brawijaya 722, Undip 781.
Adapun peringkat perguruan tinggi terpopuler di
dunia, didominasi kampus asal Amerika Serikat, yaitu Harvard University,
Stanford University, Massachusetts Institute of Technology, Michigan State
University, University of Pennsylvania. Selanjutnya, University of California
Los Angeles UCLA, University of California Berkeley, Columbia University New
York, Cornell University, University of Minnesota.
Kondisi ini merupakan tantangan bagi perguruan
tinggi di Indonesia untuk meningkatkan kualitasnya. Oleh karena itu, perbaikan
harus terus dilakukan secara berkelanjutan dan berupaya mengubah kelemahan
menjadi kekuatan serta tantangan menjadi peluang. Konsep penyelenggaraan
pendidikan di perguruan tinggi yang berorientasi kuantitas dan finansial hendaknya
mulai dikaji. Pemerintah adalah garda terdepan untuk mengawal sistem pengelolaan
pendidikan di perguruan tinggi. Fenomena pendidikan mahal di perguruan tinggi
harus dihapuskan dari muka bumi Indonesia. Pemberdayaan potensi hendaknya
dikedapnkan demi martabat bangsa di mata dunia. Semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Pembaca adalah Kebahagiaan Penulis