KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
Oleh: Gede Putra Adnyana
Berpikir kritis adalah kemampuan memberi alasan secara terorganisasi dan mengevaluasi kualitas suatu alasan secara sistematis. Ennis dalam Costa (1985), menyebutkan ada lima aspek berpikir kritis, yaitu a) memberi penjelasan dasar (klarifikasi), b) membangun keterampilan dasar, c) menyimpulkan, d) memberi penjelasan lanjut, dan e) mengatur strategi dan taktik. Menurut R. Swartz dan D. N. Perkins, berpikir kritis berarti 1) bertujuan untuk mencapai penilaian yang kritis terhadap apa yang akan diterima dan dilakukan dengan alasan yang logis, 2) memakai standar penilian sebagai hasil dari berpikir kritis dalam membuat keputusan, 3) menerapkan berbagai strategi yang tersusun dan memberikan alasan untuk menentukan dan menerapkan standar tersebut, dan 4) mencari dan menghimpun informasi yang dapat dipercaya untuk dipakai sebagai bukti yang dapat mendukung suatu penilaian. Sedangkan menurut R.H Ennis, berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan (Hassoubah, 2007: 87).
Berpikir kritis dipengarhui beberapa faktor, seperti latar belakang kepribadian, kebudayaan, dan juga emosi seseorang. Berpikir kritis berarti melihat secara skeptisal terhadap apa yang telah dilakukan dalam kehidupan. Berpikir kritis juga berarti usaha untuk menghindarkan diri dari ide dan tingkah laku yang telah menjadi kebiasaan. Menurut R.H. Ennis, terdapat beberapa bentuk kecendrungan berpikir kritis, antara lain 1) mencari pernyataan yang jelas dari setiap pertanyaan, 2) mencari alasan, 3) berusaha mencari informasi dengan baik, 4) memakai sumber yang memiliki kredibilitas dan menyebutkannya, 5) memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan, 6) berusaha tetap relevan dengan ide utama, 7) mengingat kepentingan yang asli dan mendasar, 8) mencari alternatif, 9) bersikap dan berpikir terbuka, 10) mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup kuat untuk melakukan sesuatu, 11) mencari penjelasan sebanyak mungkin apabila memungkinkan, 12) bersikap secara sistematis dan teratur dengan bagian-bagian dari keseluruhan masalah, dan 13) peka terhadap tingkat keilmuan dan keahlian orang lain (Hassoubah, 2007: 91).
Menurut Beyer dalam Hassoubah (2007), keterampilan berpikir kritis adalah keterampilan untuk 1) menentukan kredibilitas suatu sumber, 2) membedakan antara yang relevan dari yang tidak relevan, 3) membedakan fakta dari penilaian, 4) mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang tidak terucapkan, 5) mengidentifikasi bias yang ada, 6) mengidentifikasi sudut pandang, dan 7) mengevaluasi bukti yang ditawarkan untuk mendukung pengakuan. Ennis dan Millman (1985), menunjukkan bahwa seseorang telah berpikir kritis, jika telah menunjukkan keahlian dalam memberikan beberapa keahlian, yaitu 1) apakah suatu pernyataan mengikuti suatu premis, 2) apakah sesuatu itu sebagai asumsi, 3) apakah sebuah pernyataan hasil dari pengamatan itu dapat dipercaya, 4) apakah seorang pengusaha yang bersumpah itu dapat dipercaya, 5) apakah generalisasi yang sederhana dapat dipertanggungjawabkan, 6) apakah sebuah hipotesis dapat dijamin kebenarannya, 7) apakah sebuah argumentasi bergantung kepada sesuatu yang tidak jelas, 8) apakah sebuah pernyataan terlalu kabur atau terlalu jelas, dan 9) apakah sebuah alasan itu relevan. (Hassoubah, 2007: 92 - 94).
Selanjutnya Ennis dalam Costa (1985), menguraikan lebih detail aspek berpikir kritis serta beberapa indikatornya, sebagai berikut:
a) memberi penjelasan dasar (klarifikasi)
> memusatkan pada pertanyaan
> menganalisis alasan
> mengajukan dan menjawab pertanyaan klarifikasi (termasuk membedakan dan mengelompokkan)
b) membangun keterampilan dasar
> mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak
> mengamati dan menggunakan laporan hasil observasi
c) menyimpulkan
> dengan penalaran deduksi dan mempertiimbangkan hasil deduksi
> dengan penalaran induksi dan mempertimbangkan hasil induksi
> membuat atau menentukan pertimbangan nilai
d) memberi penjelasan lanjut
> mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi dalam tiga dimensi (bentuk, strategi, dan isi)
> mengidentifikasi asumsi
e) mengatur strategi dan taktik
> memutuskan tindakan
> berinteraksi dengan orang lain
(Enis dalam Costa, 1988: 54 – 57)
Ennis, R. H. 1985. “Goals for a Critical Thinking Curriculum”. Costa, A. L. (ed). 1988. Developing Minds: A Resource Book For Teaching Thinking. Virginia: ASCD
Hassoubah, Z. I. 2007. Mengasah Pikiran Kreatif dan Kritis: Disertai Ilustrasi dan Latihan. Terjemahan Bambang Suryadi. Developing Creative & Critical Thinking Skills: A Handbook for Students. 2002. Bandung: Nuansa
Tulisan Lainnya:
Atau di link berikut:
Artikel Terkait:
Artikel
- Konsep Tri Angga Busana Adat Bali
- Narasi dan Eksekusi Sampah Plastik dalam Pararem
- Bentuk Soal UN 2015 yang Menakutkan
- Ada Apa dengan UN 2015?
- Reaksi Reduksi dan Oksidasi (Bagian-1)
- Mengapa Umat Hindu Melaksanakan Siwa Ratri?
- UN 2015 Tidak Lagi Penentu Kelulusan
- Siapa Bilang Kurikulum 2013 Dicabut?
- Sasaran Dan Penilaian Kerja Pegawai
- Penerapan K-13 untuk Sekolah Terpilih
- Memuliakan Guru, Mungkinkah?
- 7 Alasan Orang Kaya Pelit Sumbangan
- Menuju Hybrid Learning Models Pada Kurikulum 2013
- Hitam Putih Kurikulum 2013 di Tangan Guru
- Ketika Nilai Rapor untuk SNMPTN
- Menggantung Harapan Pada Tim TPG
- Kampus Terpopuler Asia 2013
- Guru Menulis: Momentum dan Tantangan
- Ancaman UN di Kelas XI
- Lenyapnya RSBI-SBI
- 24 Jam Tatap Muka Perminggu Kurang Proporsional
- 5 Unsur Esensial Inquiry
- Hati-Hati Merekrut Pelatih Inti Untuk Kurikulum 2013
- Karut Marut TPG Bukti Ketidakberpihakan Pemerintah
- Penyiapan Guru Sebagai Implementator Kurikulum 2013
Pembelajaran
- Bentuk Soal UN 2015 yang Menakutkan
- Kisi-Kisi UN Kimia 2015
- Reaksi Reduksi dan Oksidasi (Bagian-1)
- Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
- Siapa Bilang Kurikulum 2013 Dicabut?
- RPP Kimia dengan Model Discovery Learning
- RPP SMA Kurikulum 2013
- 24 Jam Tatap Muka Perminggu Kurang Proporsional
- 5 Unsur Esensial Inquiry
- Elemen Rencana Kegiatan Pembelajaran (RKP)
- Lomba Penulisan Artikel Guraru 2012
- Penerapan Model Pembelajaran Biologi Berbasis Masalah (Artikel)
- PENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING PADA PEMBELAJARAN KIMIA
- PENERAPAN MODEL SB-HD BERBANTUAN LKS-2E
- Lembar Kegiatan Pembelajaran (LKP) Termokimia-1
- :LKTI Guru 2011 (Majalah Guruku)
- Teori Belajar Vs Teori Pembelajaran
- Pembelajaran Konstruktivisme Vs Behavioristik
- Mengapa Guru Menyusun RKP?
- Bagaimana Menumbuhkembangkan Kecerdasan Otak Anak?
- Rencana dan Laporan Kegiatan Pembelajaran (RKP & LKP)
- Model Konstruktivistik dalam Pembelajaran
- Lomba Penciptaan/Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK/ICT
- Deklarasi Pendidikan Karakter
Pendidikan
- 50 Universitas Terbaik di Indonesia
- Seputar UN SMA 2015/2016
- PANDUAN PENDAFTARAN BEASISWA BIDIKMISI TAHUN 2016
- Pemenang Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional 2015
- Kampus Terbaik di Indonesia Tahun 2015
- Guru dan UKG 2015
- Daftar Siswa Smandab Lulus SNMPTN 2015
- Kisi-Kisi UN Kimia 2015
- Ada Apa dengan UN 2015?
- Reaksi Reduksi dan Oksidasi (Bagian-1)
- UN 2015 Tidak Lagi Penentu Kelulusan
- Siapa Bilang Kurikulum 2013 Dicabut?
- Sasaran Dan Penilaian Kerja Pegawai
- Surat Mendikbud tentang Implementasi Kurikulum 2013
- Penerapan K-13 untuk Sekolah Terpilih
- Memuliakan Guru, Mungkinkah?
- SNMPTN, SBMPTN, dan Bidikmisi 2014
- Pengumuman Hasil SNMPTN 2014
- Peraih Nilai Tertinggi UN SMA/MA Tahun 2014 Tingkat Nasional
- 78 Siswa Bali dan 54 Siswa Buleleng Tidak Lulus UN SMA/MA
- Dilematika UNAS: Saat Nilai Salah Berbicara
- Bidikmisi Untuk S2 dan Undang-Undang Bidikmisi
- Pemenang Lomba Sekolah Sehat Tahun 2013
- Kisah Inspiratif: Sushma Verma, Raih Gelar Master di Usia 13 Tahun
- Fenomena Guru Berprestasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Pembaca adalah Kebahagiaan Penulis