PERBEDAAN
PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK DAN BEHAVIORISTIK
Oleh:
Gede Putra Adnyana
Terdapat perbedaan bentuk
implementasi pembelajaran konstruktivistik dengan pembelajaran behavioristik
(tradisional). Pembelajaran menurut konstruktivistik membantu siswa
menginternalisasi dan mentransformasi informasi baru. Transformasi terjadi
dengan menghasilkan pengetahuan baru yang selanjutnya membentuk struktur
kognitif baru (Budiningsih, 2005: 63). Secara rinci perbedaan karakteristik
antara pembelajaran tradisional (behavioristik) dan pembelajaran
konstruktivistik, sebagai berikut:
Pembelajaran
Tradisional
|
Pembelajaran
Konstruktivistik
|
1. Kurikulum disajikan dari bagian-bagian
menuju keseluruhan dengan menekankan pada keterampilan-keterampilan dasar
|
1. Kurikulum disajikan mulai dari
keseluruhan menuju ke bagian-bagian, dan lebih mendekatkan pada konsep-konsep
yang lebih luas
|
2. Pembelajaran sangat taat pada kurikulum
yang telah ditetapkan
|
2. Pembelajaran lebih menghargai pada
pemunculan pertanyaan dan ide-ide siswa
|
3. Kegiatan kurikuler lebih banyak
mengandalkan pada buku teks dan buku kerja
|
3. Kegiatan kurikuler lebih banyak
mengandalkan pada sumber-sumber data primer dan manipulasi bahan
|
4. Siswa-siswa dipandang sebagai “kertas
kosong”, dan guru-guru pada umumnya menggunakan cara didaktik dalam
menyampaikan informasi kepada siswa
|
4. Siswa dipandang sebagai pemikir-pemikir
yang dapat memunculkan teori-teori tentang dirinya
|
5. Penilaian hasil belajar atau pengetahuan
siswa dipandang sebagai bagian dari pembelajaran, dan biasanya dilakukan pada
akhir pelajaran dengan cara testing
|
5. Pengukuran proses dan hasil belajar
terjalin di dalam kesatuan kegiatan pembelajaran, guru mengamati hal-hal yang
sedang dilakukan siswa, serta melalui tugas-tugas pekerjaan.
|
6. Siswa biasanya bekerja sendiri-sendiri,
tanpa ada group process dalam
belajar
|
6. Siswa-siswa banyak belajar dan bekerja di
dalam group process
|
Referensi
|
Sep!!!! Thanks Kang....
BalasHapus