Perlunya SMK Pertanian

PERLUNYA SMK PERTANIAN
Oleh: Gede Putra Adnyana

Tidak dapat dimungkiri, bahwa sektor pertanian merupakan salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi Bali setelah pariwisata. Diakui pula, pertanian merupakan sektor yang paling kuat bertahan terhadap gempuran krisis ekonomi, baik regional maupun global. Namun, sangat ironis, sebuah sektor yang begitu tangguh, ternyata tidak mendapatkan perhatian serius dari semua pihak, terutama pemerintah. Ketidakberpihakan tersebut dapat dilihat dari bebrapa fakta, diantaranya, pembiaran alih fungsi lahan pertanian secara besar-besaran, pengenaan pajak tinggi terhadap lahan pertanian, harga pupuk dan pendukung pertanian lainnya tinggi dan langka, harga produk pertanian rendah, serta kurangnya pendidikan di bidang pertanian dan teknologi pertanian. Akibatnya, sektor pertanian seperti kerakap tumbuh di batu. Jika hal ini terus terjadi, tidak menutup kemungkinan Bali kehilangan sektor pertanian, sehingga kebergantungannya dengan daerah lain sangat tinggi dan kondisi ini memperlemah pondasi pariwisata Bali.
Oleh karena itu, diperlukan perubahan paradigma dari pengambil kebijakan dalam rangka membela kepentingan sektor pertanian. Salah satu yang relevan diperhatikan adalah menghidupkan dan mengembangkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pertanian. Sampai saat ini pendirian SMK diarahkan kepada SMK Pariwisata, Teknologi dan Informasi (TI), dan Kerajinan.  Kondisi ini, langsung atau tidak langsung akan menyeret pola berpikir generasi muda dari sektor pertanian ke arah sektor pariwisata, TI, dan keterampilan. Akibatnya, sektor pertanian semakin terbengkalai sehingga nyaris hilang dari memori generasi muda. Jika pemarginalan sektor pertanian ini terus terjadi dan dalam jangka waktu yang lama, maka sektor pertanian Bali semakin lemah. Sektor pertanian merupakan penopang sektor pariwisata. Dengan lemahnya sektor pertanian Bali, disinyalir dapat memperlemah sendi-sendi pariwisata Bali. Implikasinya, terjadi penurunan pertumbuhan perekonomian Bali secara keseluruhan. Dengan demikian, menghidupkan, menumbuhkan, dan mengembangkan SMK Pertanian di Bali sangat relevan dan signifikan dalam konteks meningkatkan pertumbuhan perekonomian Bali secara holistik.
Paling sedikit terdapat dua keuntungan manakala SMK Pertanian di Bali  dihidupkan. Pertama, membangun pemahaman di kalangan generasi muda tentang relevansi dan signifikansi keberadaan sektor pertanian dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.  Selama ini, dari pendidikan dasar sampai menengah, kajian tentang pertanian dan teknologi pertanian sangat minim. Hampir tidak ditemukan mata pelajaran khusus yang mengajarkan tentang pertanian dan teknologi pertanian. Padahal, dalam kehidupan nyata sehari-hari, siswa selalu berhadapan dengan dunia pertanian. Akibatnya, siswa tidak pernah mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya, sehingga pembelajaran menjadi kurang kontekstual. Hal yang berbeda terjadi manakala SMK Pertanian dihidupkan, ditumbuhkan, dan dikembangkan. Siswa yang belajar di SMK Pertanian memiliki ruang dan waktu untuk selalu mengaplikasikan ilmunya dalam kehidupan nyata sehari-hari. Daya analitis kritis dan kreativitas siswa terbangun secara serta merta, karena selalu menghubungkan ilmu yang didapatkan dengan kehidupan nyata sehari-hari. Pembelajaran dengan paradigma kontruktivis berjalan secara efektif dan efisien. Jika hal ini terjadi, maka sedikit demi sedikit tetapi pasti, paradigma generasi muda terhadap sektor pertanian mulai postitif yang berimplikasi terhadap peningkatan pertumbuhan dan perkembangan sektor pertanian.
Kedua, memperkecil pengangguran inteletual tak kentara. Sangat disadari bahwa mulai ada kejenuhan penyerapan tenaga kerja pada sektor pariwisata yang menjadi primadona Bali. Kejenuhan ini bukan hanya terjadi karena pertumbuhan pariwisata dengan pertambahan tenaga kerja di bidang pariwisata yang tidak seimbang, tetapi juga karena adanya peluang tenaga kerja asing untuk masuk ke Bali. Akibatnya, kejenuhan semakin tinggi dan persaingan semakin ketat. Implikasinya, banyak tenaga kerja lokal Bali tidak terserap sesuai dengan kompetensinya sehingga menimbulkan pengangguran intelektual tak kentara. Hal yang berbeda terjadi manakala tenaga kerja tersebut kompeten dalam bidang pertanian. Sektor pertanian menawarkan ruang yang lebih luas untuk berkreasi dan berinovasi, melalui ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian. Peluang tersebut ada karena didukung oleh sumber daya alam Bali yang memberikan kesuburan mulai dari pantai sampai gunung. Sektor pertanian akan memperkuat dukungan terhadap sektor pariwisata. Berbagai kebutuhan pariwisata yang berupa produk pertanian dapat dipenuhi dari lingkungan Bali. Akibatnya, di satu pihak ketergantungan pariwisata Bali terhadap daerah lain semakin kecil atau dengan kata lain kemandirian sektor pariwisata Bali semakin kuat. Di pihak lain, pengangguran intelektual tak kentara semakin kecil karena daya serap sektor pertanian terhadap tenaga kerja relatif tinggi.
Dengan demikian, kehadiran SMK Pertanian di Bali sangat relevan dan signifikan. Produk dari SMK Pertanian adalah sumber daya manusia (SDM) yang tangguh pada sektor pertanian. Tangguhnya sektor pertanian  akan memperkuat sendi-sendi pariwisata Bali. Kolaborasi yang baik, kuat, dan berkelanjutan antara sektor pertanian dan pariwisata, diyakini mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Bali saat ini dan di masa mendatang. Keyakinan ini hendaknya ditindaklanjuti dengan langkah nyata oleh pengambil kebijakan. Semoga.

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Pembaca adalah Kebahagiaan Penulis