Hasil UKG Kimia Paling Rendah


Hasil UKG Kimia Paling Rendah

Uji kompetensi guru (UKG) telah dilaksanakan oleh Kemdikbud, walaupun masih menuai pro dan kontra. Sampai dengan hari ketiga (1/8, 2012) pelaksanaan UKG telah diikuti oleh sebanyak 373.415 peserta. Dari jumlah tersebut sebanyak 243.619 peserta yang datanya sudah diolah (http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/553). Ini berarti masih sangat banyak guru yang belum mendapatkan giliran UKG. Di lain pihak penolakan terhadap penyelenggaraan UKG terus mengalir. Ada apa ini?

Terlepas dari pro dan kontra pelaksanaan UKG, ternyata dari data yang telah masuk rata-rata nilainya 44,55, dengan nilai tertinggi 91,12 dan terendah nol. Nilai yang sangat memprihatinkan dari seorang guru profesional. Lalu siapa yang patut dipersalahkan dengan hasil ini. Apakah guru memang tidak kompeten? Ataukah tes uji kompetensi yang digunakan tidak valid dan reliabel. Hasil UKG ini tidak jauh berbeda dengan hasil UKA yang rata-rata nilaianya 42. Artinya, guru sebelum sertifikasi dan pasca sertifikasi tidak ada peningkatan kompetensi yang signifikan. Atau dengan kata lain pemberian tunjangan profesi guru (TPG) gagal meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru. Betulkah demikian?

Hasil lebih rinci ditemukan bahwa nilai rata-rata untuk guru kelas sekolah dasar sebesar 40.87, sedangkan untuk Penjaskes 42.59. Sementara mata pelajaran Bahasa Indonesia guru sekolah menengah pertama rata-ratanya paling rendah dibanding mata peajaran lain seperti IPA, IPS, dan matematika.

Yang lebih memprihatinkan adalah hasil UKG ditingkat sekolah menengah atas, ternyata rata-rata nilai mata pelajaran kimia paling rendah yaitu 37.9, sedangkan paling tinggi fisika 58,7. Hasil ini jauh di bawah standar minimal kompetensi yang ditetapkan sebesar 70. Lalu dimanakah letak kekeliruan ini? Apakah kekeliruan ini terletak pada sistem pembinaan calon guru? Rekrutmen CPNS untuk guru? Atakah pembinaan guru dalam jabatan yang tidak tepat guna dan tepat sasaran? Apapun penyebab kegagalan itu, maka yang lebih bijaksana adalah mencari solusi agar ke depan kompetensi guru meningkat sesuai harapan. Semoga kebaikan dan harapan mewujudnyata. (Gede Putra Adnyana).


Lihat juga: http://edukasi.kompasiana.com/2012/08/04/hasil-ukg-kimia-paling-rendah/

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Pembaca adalah Kebahagiaan Penulis