MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION)
Oleh: Gede Putra Adnyana
Model pembelajaran langsung pada umumnya diterapkan untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan prosedural. Pengetahuan deklaratif merupakan tingkat berpikir paling rendah karena menyangkut informasi faktual, seperti menghafal hukum atau rumus. Sedangkan pengetahuan prosedural merupakan tingkat berpikir yang lebih tinggi karena memerlukan penggunaan dengan cara tertentu, seperti membandingkan dua rancangan penelitian (Jatmiko, 2004). Hal ini sesuai dengan teori pembelajaran konvensional, yang menyatakan bahwa pembelajaran diartikulasikan sebagai tujuan-tujuan perilaku yang bersifat diskrit, sehingga keterampilan yang bersifat hafalan menjadi prasyarat yang harus diingat dan dikuasai sebelum keterampilan berpikir kompleks tingkat tinggi (Santyasa, 2004).
Model pembelajaran langsung terdiri dari lima fase atau tahap esensial. Pembelajaran diawali dengan penyampaian tujuan dan latar belakang pembelajaran, serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Kemudaian dilanjutkan dengan presentasi bahan ajar atau demonstrasi tentang keterampilan tertentu, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan pelatihan. Kegiatan berikutnya, guru memberikan umpan balik dan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan atau keterampilan yang telah dipelajari dalam situasi kehidupan nyata. Oleh karena itu, pembelajaran langsung lebih bersifat teacher center, sehingga peran guru sangat dominan. Aktivitas yang berkaitan dengan fase-fase pembelajaran langsung tersebut, mempunyai ciri-ciri yang relatif sama dengan pembelajaran konvensional. Menurut Coleman (Whitaker, 1989), ciri-ciri pembelajaran konvensional, yaitu 1) pemerolehan informasi, 2) pengorganisasian informasi menjadi prinsip umum, 3) penggunaan prinsip umum pada kasus-kasus yang bersifat spesifik, dan 4) penerapan prinsip umum pada keadaan baru (Santyasa, 2004). Oleh karena itu, pada pembelajaran konvensional, sumber informasi berupa simbolik, seperti mendengarkan penjelasan guru (teacher center) dan membaca. Ini berarti, pengalaman belajar yang diberikan kepada siswa sangat terbatas dan cendrung kaku (tidak kreatif).
Adapun sintaks model pembelajaran langsung yang terdiri dari lima fase dan perilaku guru, disajikan pada tabel 2.1, sebagai berikut:
Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Langsung
Fase Pembelajaran | Perilaku Guru |
Fase 1: Mengklarifikasi tujuan dan memantapkan latar belakang pembelajaran serta mempersiapkan siswa | Guru menyampaiakan tujuan, informasi latar belakang pembelajaran, pentingnya pelajaran, dan mempersiapkan siswa untuk belajar |
Fase 2: Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan | Guru mendemonstrasikan keterampilan yang benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap |
Fase 3: Memberikan bimbingan dan pelatihan | Guru merencanakan dan memberikan bimbingan pelatihan awal |
Fase 4: Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik | Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, dan memberikan umpan balik |
Fase 5: Memberikan kesempatan pelatihan lanjutan dan penerapan | Guru mempersiapkan kesempatan kepada siswa untuk melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapannya dalan situasu yang lebih kompleks dan kehidupan nyata sehari-hari |
(Jatmiko, 2004; Arends, 2004: 308)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Pembaca adalah Kebahagiaan Penulis